Radiasi Akibat Badai Matahari Aman bagi Manusia
Badai Matahari yang berlangsung pada Selasa, 24 Januari 2012, pukul 10.59 WB adalah yang terkuat sejak tahun 2005. Meski para astronom mengkategorikan dalam kelas M-9 alias sudah masuk kategori kelas tertinggi atau ekstrem, dampaknya tak perlu dikhawatirkan. Radiasi badai matahari itu tidak merusak tubuh, tapi hanya mengganggu satelit.Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang melakukan pemantauan merilis pernyataan dalam webnya bahwa radiasi badai matahari hanya mengganggu telekomunikasi seluler, siaran televisi, jika lontaran partikel listrik itu mengganggu satelit. Amuk matahari tidak mengganggu penduduk Bumi. "Hanya gangguan operasional satelit dan propagasi radio gelombang pendek, tapi tidak mengganggu manusia di Bumi," begitu bunyi pernyataan NASA di situsnya.
Sejauh ini banyak orang khawatir dengan bahaya radiasi matahari setelah badai matahari 2012 yang berlangsung Selasa kemarin. Sejumlah orang khawatir karena beredar pesan via sms dan BlackBerry bahwa radiasi bisa merusak kulit dan radiasi di telepon seluler.
Sebelumnya Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) membantah isu yang menyebutkan badai matahari merusak telepon seluler jika dipakai menelepon. Bumi memiliki dua tameng tak kasatmata yang melindungi penduduknya dari partikel badai matahari. "Manusia di Bumi dan perangkat teknologi yang digunakannya aman dari dampak badai matahari," kata Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lapan, Thomas Djamaluddin, dalam penjelasannya, Rabu 25 Januari 2012.
Menurut Thomas, lapisan magnetosfer merupakan selubung tak kasatmata yang dibentuk oleh medan magnet Bumi. Magnetosfer ini mengelilingi Bumi pada jarak 95 ribu kilometer di atas permukaan Bumi. Sejak awal terbentuknya Bumi, lapisan ini menjadi pelindung semua makhluk dari serangan partikel berbahaya, termasuk badai matahari.Magnetosfer bekerja seperti tameng, membelokkan setiap partikel yang menghampirinya. Badai matahari sendiri nantinya akan dibelokkan ke arah kutub Bumi. Di sini tameng kedua menunggu untuk "menghancurkan" badai kiriman matahari.
Tameng kedua tersebut adalah lapisan atmosfer yang terdapat pada ketinggian 80 kilometer di atas Bumi. Di daerah ini badai matahari akan disaring oleh medan magnet Bumi yang rapat di sekitar kutub. Akibatnya, badai yang semula berbahaya melepaskan energinya melalui cahaya berbagai warna atau dikenal sebagai aurora.
Hal ini sekaligus menjelaskan kenapa aurora sering terlihat di sekitar Kutub Utara dan Kutub Selatan. Manusia telah lama bersahabat dengan cahaya indah ini. Bahkan suku eskimo yang menempati daerah di sekitar Kutub Utara menganggap aurora sebagai arwah leluhur mereka yang bersemayam di langit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar